Rabu, 05 Oktober 2011
Rindu Pujy n Bapaknya
Rasa tak kangen tak terungkapkan kepada adekku tersayang. Dia kini jauh dari fisikku. Tapi dia selalu ada di hatiku. Ku tahu kenapa dia pindah dari rumah. Ku tahu dia begitu merindukan Bapaknya. Orang yang sangat menyayanginya selama ini. Tapi orang itu tak bisa lagi kami gapai. Dia sudah menjadi milik orang lain.
Terkadang kami ingin kembali ke saat itu. Tapi tak pernah bisa.... selalu saja gagal.
Ya Allah... Pertemukanlah kami dalam Rhidomu. Cinta dan kasih sayang yang kami miliki adalah titipan dari-Mu. Berikan kami peluang tuk mencairkan kebekuan yang ada dalam hati kami. Kami rindu
Rindu...
Rindu...
Rindu...
Kak Sayang Adek. Kak sayang Bapak.
Selasa, 04 Oktober 2011
Keletah Wanita Melayu 8
La-Tahzan... Ketika anda sudah melakukan semua kewajiban anda, akan tetapi anda masih dianggap tidak loyal walaupun 18 jam dari 24 jam anda korbankan untuk itu, hingga anda tak sempat pergi ke tempat yang anda ingin pergi... Percayalah... Allah tahu apa yang anda kerjakan. Ikhlaskan saja, kelak anda akan merasa bahagia.
Itlah yang bisa aku pesankan kepada semua pembaca blogku. Saat anda dikatakan tidak loyal oleh pimpinan anda, gak usah bersedih. Lupakan saja! Anggap saja itu adalah kekutan yang harus anda gunakan untuk menyalamatkan kehidupan anda di hadapan Allah.
Kita harus bebas. Tak usah takut berkarya. Jangan takut mengahadapi persoalan hidup yang hanya sementara. Toh sebentar lagi kita akan mati. Entah mati karena memang sudah ajal atau kesengajaan kia yang membuat hati kita mati.
Semuanya serahkan kepada Allah saja. Allah Maha tahu apa yang berlaku saat ini. Jangan takut sama ancaman manusia. Tak perlu takut dengan kekuasaan yang menjadikan kita tidak bebas. Jadilah manusia yang bebas dari beratnya hati. Laksanakan tanggung jawabmu.
Senin, 03 Oktober 2011
Foto Rumahku
Ku Perhatikan baik-baik foto dua orang yang dulu pernah menjadi kekasih, di cermin kamarku.
Foto itu adalah kenangan bersama orang yang paling aku sayang. Stiap aku pulang kerja, aku sempatkan diri untuk menyentuh pipinya, sesekali menciumnya. Hanya itu yang mampu aku lakukan untuk mengobati rindu yang telah dibekali Allah ini.
Aku tak pernah menyesali keadaan aku saat ini. Bukan aku tidak realistis. Aku bisa menjalani kerjaku. Menyelasaikan persoalan-persoalanku. Termasuk ikut membantu keuangan tetanggaku.
Aku masih tersenyum dan bersemangat menjalani semua ini.
Apakah salah jika aku masih mencintainya seperti dulu?
Foto itu adalah kenangan bersama orang yang paling aku sayang. Stiap aku pulang kerja, aku sempatkan diri untuk menyentuh pipinya, sesekali menciumnya. Hanya itu yang mampu aku lakukan untuk mengobati rindu yang telah dibekali Allah ini.
Aku tak pernah menyesali keadaan aku saat ini. Bukan aku tidak realistis. Aku bisa menjalani kerjaku. Menyelasaikan persoalan-persoalanku. Termasuk ikut membantu keuangan tetanggaku.
Aku masih tersenyum dan bersemangat menjalani semua ini.
Apakah salah jika aku masih mencintainya seperti dulu?
RUANG MASALAH
Tak percaya... Aku masih tersenyum walau aku tak menemukan orang yang paling aku sayang di segala sudut ruangan yang aku intari setiap hari kerjaku. Aku bahagia saat merindukannya. Kurasakan dia ada di setiap ketiadaannya.
Ketiadaanya hanyalah wujud.
Ingin kuberpesan pada angin untuk membisikkan ke telinganya bahwa aku merindukannya. Aku yakin angin sangat amanah menyampaikan pesanku. Bisikkan juga padanya yang di ujung sana.. Meskipun Pangeran Syurgaku tak bisa kujamah dengan mata, tak mampu kujilat dengan telingaku, ku masih setia di situ, di sudut rumah itu menunggunya. Di sudut rumah yang pernah ingin kuciptakan "RUANG MASALAH" yang ketika itu tidak disetujuinya.
Kelak.. dia pasti tahu kenapa aku menciptakan ruang itu. Meskipun aku belum sempat menyampaikan maksudku yang sesungguhnya. Tapi aku yakin di sana dia berpikir kenapa aku menciptakan itu.
Inilah rasa yang aneh. Tak memiliki tatap membuat hati ini bahagia karena mencintainya. Ketika orang-orang sekeliling menganggapnya kejam saat ku jawab "Al-hamdulillah. Dia sudah menikah" untuk semua tanya tentangnya. Aku tak pernah sependapat dengan mereka yang menyalahkan Daun. Bagiku dia tak bersalah. Aku yang tak bisa menjadi TERBAIK dipilih Allah untuk memilihnya secara fisik. Aku yakin, Allah tidak akan marah ketika aku masih mencintainya lewat doa-doa shalatku yang terselip tangis.
Aku masih bahagia, karena Allah selalu mengingatkan pikiran ini padanya, hingga aku tak pernah lupa denganya walaupun aku tak pernah melihatnya lagi. Jika RUANG MASALAH sudah jadi, tentu aku singgah ke situ.
Minggu, 02 Oktober 2011
Dia Masih ingat padaku
Tak percaya dia masih ingt denganku. Allhamdulillah... Makasish ya Allah, Makasih Kanda....
Suara telphonenya menjadi syifa. Menjadi air untuk kehausanku yang berpuluh tahun...
Suara telphonenya menjadi syifa. Menjadi air untuk kehausanku yang berpuluh tahun...
Langganan:
Postingan (Atom)